Inilah CINTA..
Ya tak ada yang dapat menolak ketika ia merasuk dalam hati dan
jiwanya, karna CINTA itu bergerak dengan bebas dan akan terhenti saat gerakan
itu mulai terikat dan kaku terdiam pada yg satu.
Pagi itu BENCI itu bergerak melewatiku dengan senyumnya..
“Pagi….”, ya BENCI itu menyapaku saat ku berdiri didepan pintu
kelas kampusku. Senyum itu seketika membuat dadaku sesak dan membuat mukaku
memerah, entah mengapa?? Kenapa? Sesak itu terasa berbeda, karna sesak itu
bukan karna BENCI namun perasaan lain yang menyesakkan dadaku.
Semester ini sungguh membosankan begitu pula dengan
dosen-dosennya, padahal tinggal 1 semester lagi aku harus menyelesaikan tugasku
disini, ya dikampusku tercinta ini!! “Hei Didiiii!! Bengong aja?? Ini buat kamu…”
ya BENCI itu menyodorkan selembar fotokopian tugas kepadaku. “Ma.. makasih Sisilllll!!
(dengan senyuman genit)” serentak seisi kelas riuh dengan ledekan itu lagi..
“cieeeee.. cikiciew cieee Didiiiii!!”, ya mereka selalu
meledekku dengan si BENCI itu sejak saat itu, saat aku dan mereka semester 2 yang
awalnya aku sangat tidak menyukainya karna sifatnya yang sombong dan jutek, aku
sempat mengatakan hal itu pada beberapa temanku namun semakin aku tak
menyukainya entah mengapa hampir setiap mata kuliah si BENCI itu selalu selalu
sekelompok denganku. Sejak itulah mereka meledekku, mereka selalu meledekku
dengan kata-kata “Itu namanya JODOH!!”, ya aku tak pernah menghiraukan ledekan
mereka. Namun kenapa? Kenapa sekarang justru berbeda….
Semakin lama karna tugas-tugas itu kita semakin sering
berkomunikasi, ya aku dan BENCI.
Dan semakin lama BENCI itu menghilang….
BENCI itu kini menghilang dan perlahan sesuatu itu yang mulai
perlahan menghampiriku..
Itulah CINTA…
Kini aku tak akan bisa mengelak saat CINTA itu memberi senyum
hangatnya untukku, ku balas senyum itu dengan wajah yang berseri-seri. “ketauan
kan sekarang!! Ngaku aja deh…”, temanku mengagetkanku. “apaan siii??”, aku
seolah tak mengerti. “lo suka kan sama Sisil??”, dia memojokanku. “oke oke!! I..iya
gue suka sama dia!!”, dengan nada gugup ku menjawabnya. Akhirnya kata-kata itu
keluar dari mulut ini.. agak sedikit lega rasanya telah mengatakan hal itu
walau bukan pada CINTA itu.
Hari berlalu.., ini adalah beberapa minggu menuju wisuda. Ya aku
akan segera meninggalkan kampus ini, kampus yang memberikan banyak cerita untuk
ku. Dan kini cerita itu apa mungkin akan berakhir dengan happy ending??
apa CINTA itu memang untukku?
Inilah hatiku.. apa harus ku berhenti berharap akan CINTA mu
yang tulus?
Apa harus ku berhenti berharap walau itu berat??
Ya CINTA itu sudah ada yang memiliki, dan dia menyukainya. “hei
aku pulang duluan yaaa!!”, CINTA itu melambaikan tangannya dan..
Ku melihat seorang pria digerbang kampus menyambut CINTA itu. ya
ku akui pria itu memang terlihat keren. Tapi itu membuat hatiku sakit…
“sampe kapan lo bakal mendem perasaan lo??”, temanku Coki.
“gila lo ya? Lo ga liat apaaa??”, aku kesal.
“hmm.. iya gue liat dan gue tau itu. Janur kuning belom
melengkung, cincin belom melingker, ijab belom dikabul!!! tapi apa lo mau
nyerah gitu aja setelah lo pendem lama perasaan lo itu?? 2 taun mennn..”, Coki
mencoba menyemangatiku.
Dalam hati ku memikirkan kata-kata Coki, ya kata-katanya memang
ada benarnya juga.
Malam setelah wisuda…
“07:00 : Kamu dimana? Aku kerumah kamu ya!!”, sms Didi.
Aku memberanikan diri menuju kerumahnya, ya aku akan sampaikan
perasaanku ini. Angin malam menerpaku perlahan merapuhkan tubuhku dengan
dinginnya.
Aku tiba di rumahnya tak lupa seikat bunga dengan surat kecilnya
yang diselipkan di bunga-bunga yang indah itu…
Ramai sekali (berdiri didepan rumahnya sambil memperhatikan),
orang-orang duduk rapi tertata di rumahnya. Mereka tepana pada seorang
perempuan yang berdiri dengan gaunnya yang sangat terlihat anggun dan cantik, dan
tiba-tiba pria itu berdiri menghampirinya dengan pakaian yang senada dan kotak
kecil di genggaman tangannya..
Sekejap tubuhku terasa kaku ingin ku berlari dan segera pergi
dari tempat ini namun,…
Tangan CINTA itu menyambutnya.. dan terlingkar cincin di jemari
manisnya..
Ya mereka bertunangan…
-( END )-
Dear sisil.,
Maaf jika aku
mencintaimu.. tapi ini memang adanya.
Aku berharap waktu akan
mengubah semua perasaanku, namun…
BENCI terlanjur menjadi
CINTA!!
Didi
Ternyata di keesokan paginya sisil menemukan rangkaian bunga
beserta surat kecil itu. dan Sisil pun membacanya. Ia menangis.. ya ternyata
Sisil pun menyukai Didi, pertunangannya dengan pria itu karna perjodohan
orangtua. Dan saat itu Sisil mendapat berita bahwa Didi telah meninggalkannya
untuk selamanya karena kecelakaan sepulangnya malam tadi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar