Rabu, 30 Januari 2013

CINTA gak kemana...


Disinilah pertama kali ku mengenal CINTA itu..

Dan disini pulalah CINTA itu…

CINTA itu menyakitiku..

Hari yang amat terlalu indah dan sayang bila kulewatinya. Ya ini hari yang amat ku suka, rabu ya ini adalah hari yang bebas untukku. Bukan berarti bebas dari segala tugas atau apalah itu. Di hari rabu entah mengapa hatiku selalu merasa bebas sekalipun banyak tugas menantiku di kampus. 

Hey siapa dia? Aku sangat senang melihatnya ya dia Lisa!! Perempuan yang selalu menarik perhatianku, perempuan manis yang simple namun tetap modis. Jujur aku menyukainya! Namun bagaimana caranya untuk mengungkapkan perasaanku ini? Aku tak sekelas dengannya bahkan aku beda jurusan dengannya tapi satu fakultas. Aku bingung., ingin sekali aku berkenalan dan bisa menjadi orang yang dekat dengannya bahkan orang yang special untuknya. Tapi selalu entah rasa apa yang slalu membuatku kaku padahal tinggal sedikit lagi ku bisa berkenalan dengannya.

Yaa.. ada sedikit harapan untukku. Temannya selalu meledek dirinya, aku tau itu teman-temannya mungkin memperhatikanku karna aku sering memperhatikannya. Namun yang kulihat Lisa tak menghiraukan ledekan teman-temannya itu, apa memang dia juga tak pernah menghiraukan aku yang selalu memperhatikannya?

CINTA itu diam dan tak mengarah kepadaku…

 “Ma… maaf”, suara itu menggetarkan hati ini. Sepasang bola mata yang indah itu menatapku, ini pertama kalinya kita saling bertatapan. CINTA itu menatapku.. Lisa ya itu Lisa!!

“ya silahkan..!!”, kupersilahkan dia masuk ke lift yang disitu hanya ada aku. Ya aku dan dia dalam satu lift, hening dan hening.

“boleh tolong lantai 4nya??”, Lisa meminta padaku.

“Oo iya iya.. “, aku dengan senyumku. Jujur dalam hati ini menyuruhku untuk lekas berkenalan dengannya karna ini waktu yang tepat, tapi lagi… aku terlambat!! Lift terbuka, dan ini lantai 4. Dia memberikan senyuman padaku dan lekas keluar. Dalam fikirku tak apalah seenggaknya dia tau aku walau tak mengenalku. Dengan gembiranya aku menceritakan hal itu pada temanku, mereka teman-temanku tau aku menyukainya.

“Oo jadi Lisa yang itu??”, tiba-tiba salah satu temanku memotong pembicaraanku.

“kenapa?”, aku. “itu sih temen komplek gue dii..”, Joni menunjuk ke arah Lisa.

“hah?? Serius? Boong aje luu…”, aku menghiraukannya. “ni lo liat gue punya PINnya!! Klo lo mao ni fb ama twitternye juga ada nih!!”, Joni sambil menunjukan Hpnya.

“kenapa… kenapa lu ga dari dulu bilang cumiiiiiii!! Sekian lamaaaaa….”,aku sambil ngusel-ngusel kepala Joni.

Segera ku invite PINnya namun lama tak respon darinya, sampai akhirnya kita dipertemukan kembali dalam seminar itu. Seminar bertema ekonomi, di aula itu kesempatan itu datang. Seminar belum juga dimulai aku duduk di tempat yang telah disediakan bersama teman-temanku menunggu seminar dimulai. Membosankan, banyak mahasiswa yang berlalu lalang mencari kursi yang kosong. Dan siapa itu?? aku melihat Lisa bersama teman-temannya mendekat kearah kursi-kursi yang masih kosong disebelahku.

“Maaf bangku ini masih kosong kan??”, Lisa bertanya padaku. “iya.. iya ini masih kosong”, senyum itu kembali menghampiri mataku, sungguh senyuman yang manis menghiasi wajahnya. Ya teman-teman Lisa sepertinya mulai meledek Lisa lagi, dengan senyuman usil mereka. Ya biarlah dan jujur dalam hati aku sangat mendukung ledekan itu. teman-teman Lisa tau bahwa aku menyukai Lisa walau aku tak pernah mengatakannya, mungkin mereka membaca gerak tubuh dan ekspresiku hahaha.. tak lain temanku pun meledek ku tapi entah mengapa begitu tenang kali ini hatiku.

Para motivator terus berargumen didepan sana dengan mic-nya, dan sungguh itu membosankan.

“Mau ini??”, Lisa menyodorkan permen karet padaku dan aku tak menolak itu. dari situ aku mulai berbincang-bincang dengan dia. Dia sungguh menyenangkan, ternyata dia juga merasa bosan dan mengikuti seminar itu hanya karna sertifikatnya. Hahahaaa itulah mahasiswa!! Namun ku melewatinya ya kesempatanku untuk berkenalan, ya sepanjang perbincangan tadi kami tak mengenalkan diri kami masing-masing kami asik berbincang sampai lupa hal itu. Namun aku senang kita bisa sedekat itu..

Keesokan harinya…

“Lis… Lisaaa!!”, dari kejauhan ku dengar suara memanggilku ya aku Lisa.
“eloo?? Ih kemana aja baru liat lagi gue lo dikampus?”, ya itu dia aku lekas menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Dia adalah Joni, teman di komplek rumahku.
“gue kan selalu ada di hati lo??”, Joni bergurau.
“ahh shitt…. Ga ilang ya dari dulu penyakit lo!!”, aku meledeknya.
“haha bisa aja lo!! Heh pasti lo lg bolos yaa??”, Joni ingin tau.
“ih jadi dukun ya sekarang? Hehehe iya biarin deh kata dosennya absensi ga ngaruh jadi mendukung lah!!”, aku.
“mendukung buat lo rajin?? Rajin bolos maksudnya hahahhaa…”, Joni kembali meledekku. “hei diii… Rendiii!!”, tiba-tiba Joni memanggil seorang pria tinggi tegap, ya itu dia seperti biasa dengan rambutnya yang ikal dan gayanya yang simple namun tetap terlihat rapih. Dia.. dia yang mereka teman-temanku bilang sering memeperhatikanku. Dia berjalan mendekat menghampiri kami. Ya dia kini berdiri di depanku, dan mata kami saling bertemu dan menatap.. dan seketika suasana hening.
“eh kalian bengong gitu?”, Joni memecah suasana.
“ehh hahahahaa.. Lisaa?? Ko disini?”, Rendi ingin tau.
“lo tau nama gue?”, aku terkejut ternyata dia tau namaku ya mungkin karna kemarin saat seminar ekonomi itu.
“eh eee (Rendi sambil menggaruk kepalanya), kemarin kan eee.. itu aku dengar teman-teman kamu manggil nama kamu jadi aku tau nama kamu hehehe”, sebenarnya Rendi tau nama Lisa sejak lama sejak dia sering memperhatikan Lisa.
“ehemmm… ko jadi kaku gitu si lo diii?? Biasanya lo paling gokil klo ketemu jambak gue? Sekarang kenapa jadi senyum-senyum ga jebo?? hahahaa ga biasanya ngomong pake AKU whahaha??”, Joni meledek Rendi.
Rendi tak mampu membalas kata-kata Joni, dia hanya tersenyum simpul dan mukanya memerah. Ya aku sadar benar ekspresi itu, sepertinya memang benar dia menyukaiku. Tapii..
“Lisa..”, terdengar sura pria memanggilku memecah suasana obrolanku dengan Rendi dan Joni. Aku menoleh ke belakang dan itu.. dia Hans!! Akhir-akhir ini aku memang sedang dekat dengannya, bahkan dia telah menyatakan cintanya untukku ya sehari yang lalu. Namun aku belum memberikan jawaban padanya, entah mengapa aku menjadi ragu. Dia adalah pria yang sangat kusuka dari pertama aku berada di kampus ini dan pertama kali ku melihatnya, namun tak ada yang tau itu kecuali temanku Siska dan Pricil. Mereka sahabatku yang sangat kupercaya.
“eh ko ga masuk bukan ada jadwal??”, Hans ingin tau dan dia masih berdiri di belakangku.
Ku membalikan badanku..
“e eee itu aku tadi kesiangan jadi klo aku masuk juga ga bakal diabsen soalnya telat!!”, aku memberi alasan.
“oo.. oiya nanti sore kayanya kita ga jadi deh soalnya aku mau pergi lagi ada job! Hehehe maaf yaa maaf banget..”, aku memohon.
“iya yaudah ga apa-apa tapi kapan kamu jawab itu? aku tunggu keputusanmu!!, kalo gitu aku masuk kelas dulu yaa”, dia lekas pergi.

Apa?? Apa yang pria itu katakana? Jawaban? Keputusan? Itu yang tiba-tiba mengikat pikiranku. Apa mungkin kali ini aku terlambat lagi? Sepertinya pria itu telah menyatakan cinta pada Lisa. Hati ini berubah tak karuan dan mengapa harus pria itu? entah mengapa aku tak suka melihatnya. Perasaan itu bukan hanya karena aku cemburu tapi sepertinya aku merasa pria itu tak baik untuk Lisa. Tapi kucoba menenangkan hatiku.

 “kayanya bakal ada yang patah hati nii…”, Joni menyindirku. Lisa hanya tersenyum.

Malam ini aku makan bersama teman-temanku di café, menikmati kopi dan cakenya yang begitu lezat. Termasuk Joni ikut berkumpul bersama 2 temanku yang lain.

Brukk… sebuah kotak cake terjaduh dan isinya pun jadi rusak berantakan mengotori lantai. Ku lihat sosok gadis manis itu, matanya berkaca-kaca melihat sepasang pria dan seorang wanita yang duduk tak jauh dari tempatku duduk. Ya dia Lisa.. ia melihat Hans sedang bermesraan bersama wanita lain, ya dia wanita itu Pricil….

To be continue….

Selasa, 29 Januari 2013

BENCI ITU CINTA...

Inilah CINTA..

Ya tak ada yang dapat menolak ketika ia merasuk dalam hati dan jiwanya, karna CINTA itu bergerak dengan bebas dan akan terhenti saat gerakan itu mulai terikat dan kaku terdiam pada yg satu.

Pagi itu BENCI itu bergerak melewatiku dengan senyumnya..

“Pagi….”, ya BENCI itu menyapaku saat ku berdiri didepan pintu kelas kampusku. Senyum itu seketika membuat dadaku sesak dan membuat mukaku memerah, entah mengapa?? Kenapa? Sesak itu terasa berbeda, karna sesak itu bukan karna BENCI namun perasaan lain yang menyesakkan dadaku.

Semester ini sungguh membosankan begitu pula dengan dosen-dosennya, padahal tinggal 1 semester lagi aku harus menyelesaikan tugasku disini, ya dikampusku tercinta ini!! “Hei Didiiii!! Bengong aja?? Ini buat kamu…” ya BENCI itu menyodorkan selembar fotokopian tugas kepadaku. “Ma.. makasih Sisilllll!! (dengan senyuman genit)” serentak seisi kelas riuh dengan ledekan itu lagi.. 

“cieeeee.. cikiciew cieee Didiiiii!!”, ya mereka selalu meledekku dengan si BENCI itu sejak saat itu, saat aku dan mereka semester 2 yang awalnya aku sangat tidak menyukainya karna sifatnya yang sombong dan jutek, aku sempat mengatakan hal itu pada beberapa temanku namun semakin aku tak menyukainya entah mengapa hampir setiap mata kuliah si BENCI itu selalu selalu sekelompok denganku. Sejak itulah mereka meledekku, mereka selalu meledekku dengan kata-kata “Itu namanya JODOH!!”, ya aku tak pernah menghiraukan ledekan mereka. Namun kenapa? Kenapa sekarang justru berbeda….

Semakin lama karna tugas-tugas itu kita semakin sering berkomunikasi, ya aku dan BENCI. 
Dan semakin lama BENCI itu menghilang….

BENCI itu kini menghilang dan perlahan sesuatu itu yang mulai perlahan menghampiriku..
Itulah CINTA…

Kini aku tak akan bisa mengelak saat CINTA itu memberi senyum hangatnya untukku, ku balas senyum itu dengan wajah yang berseri-seri. “ketauan kan sekarang!! Ngaku aja deh…”, temanku mengagetkanku. “apaan siii??”, aku seolah tak mengerti. “lo suka kan sama Sisil??”, dia memojokanku. “oke oke!! I..iya gue suka sama dia!!”, dengan nada gugup ku menjawabnya. Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut ini.. agak sedikit lega rasanya telah mengatakan hal itu walau bukan pada CINTA itu.

Hari berlalu.., ini adalah beberapa minggu menuju wisuda. Ya aku akan segera meninggalkan kampus ini, kampus yang memberikan banyak cerita untuk ku. Dan kini cerita itu apa mungkin akan berakhir dengan happy ending??

apa CINTA itu memang untukku?

Inilah hatiku.. apa harus ku berhenti berharap akan CINTA mu yang tulus?

Apa harus ku berhenti berharap walau itu berat??

Ya CINTA itu sudah ada yang memiliki, dan dia menyukainya. “hei aku pulang duluan yaaa!!”, CINTA itu melambaikan tangannya dan..

Ku melihat seorang pria digerbang kampus menyambut CINTA itu. ya ku akui pria itu memang terlihat keren. Tapi itu membuat hatiku sakit…
“sampe kapan lo bakal mendem perasaan lo??”, temanku Coki.
“gila lo ya? Lo ga liat apaaa??”, aku kesal.
“hmm.. iya gue liat dan gue tau itu. Janur kuning belom melengkung, cincin belom melingker, ijab belom dikabul!!! tapi apa lo mau nyerah gitu aja setelah lo pendem lama perasaan lo itu?? 2 taun mennn..”, Coki mencoba menyemangatiku.
Dalam hati ku memikirkan kata-kata Coki, ya kata-katanya memang ada benarnya juga.

Malam setelah wisuda…
“07:00 : Kamu dimana? Aku kerumah kamu ya!!”, sms Didi.
Aku memberanikan diri menuju kerumahnya, ya aku akan sampaikan perasaanku ini. Angin malam menerpaku perlahan merapuhkan tubuhku dengan dinginnya.
Aku tiba di rumahnya tak lupa seikat bunga dengan surat kecilnya yang diselipkan di bunga-bunga yang indah itu…

Ramai sekali (berdiri didepan rumahnya sambil memperhatikan), orang-orang duduk rapi tertata di rumahnya. Mereka tepana pada seorang perempuan yang berdiri dengan gaunnya yang sangat terlihat anggun dan cantik, dan tiba-tiba pria itu berdiri menghampirinya dengan pakaian yang senada dan kotak kecil di genggaman tangannya..

Sekejap tubuhku terasa kaku ingin ku berlari dan segera pergi dari tempat ini namun,…
Tangan CINTA itu menyambutnya.. dan terlingkar cincin di jemari manisnya..
Ya mereka bertunangan…

-( END )-

Dear sisil.,
Maaf jika aku mencintaimu.. tapi ini memang adanya.
Aku berharap waktu akan mengubah semua perasaanku, namun…
BENCI terlanjur menjadi CINTA!!
Didi
Ternyata di keesokan paginya sisil menemukan rangkaian bunga beserta surat kecil itu. dan Sisil pun membacanya. Ia menangis.. ya ternyata Sisil pun menyukai Didi, pertunangannya dengan pria itu karna perjodohan orangtua. Dan saat itu Sisil mendapat berita bahwa Didi telah meninggalkannya untuk selamanya karena kecelakaan sepulangnya malam tadi..