20 Juli 2010, 05.00 am
Kini Mili sedang berada di rumah Tomy, saat itu Mili sedang
duduk menunggu Tomy di ruang tamu ditemani kaka perempuan Tomy, Fani namanya.
Ketika sedang asiknya berbincang-bincang tiba-tiba tok..tok..tok… suara ketukan
pintu depan yang saat itu terbuka.
Siapa itu?? kulihat seorang wanita sepantaran mamaku berdiri
dengan wajah yang gugup. Fani, kaka Tomy segera berdiri dan menghampiri wanita
itu..
“Tante?? Kenapa wajah tante tampak gugup seperti itu? apa yang
terjadi?”, tanya ka Fani.
Wanita itu lantas meneteskan air matanya. Aku semakin penasaran
siapa dia sebenarnya?
Ka Fani langsung mengajak wanita itu untuk duduk di sofa ya dia
kini duduk di sampingku. Aku semakin penasaran sebenarnya apa yang terjadi?
Baru kali ini aku lihat wanita ini di rumah ini.
“Fan dimana Tomy??,” tanya wanita itu.
Sungguh membuatku semakin ingin tahu saat nama Tomy lah yang ia
tanyakan ..
“Tomy lagi mandi tante.., sebenarnya ada apa? Kenapa tante
nangis gini?”, ka Fani penasaran.
“Siska Fan… Siska dia sakit..”, wanita itu.
“sakit apa tant?? Dan kenapa tante mencari Tomy?”, ka Fani
bertanya kepada wanita itu dengan khawatir.
“Siska dia didiagnosa terjangkit leukemia...”, (wanita itu sambil menangis dan kemudian memeluk ka Fani)
Siapa Siska? Aku hanya duduk terdiam melihat wanita itu menangis
dan dengan wajah bingung dan entah jantungku seperti berdetak begitu kencang.
“Siska… dia membutuhkan Tomy disampingnya. Tante mohon bantu
Siska untuk kesembuhannya.. hanya Tomy yang bisa membuatnya semangat
kembali!!”, wanita itu berkata.
Seketika hening… detak jantungku semakin kencang aku hanya
terdiam mendengarnya. Ka Fani menatapku.., melihat wajahku yang terlihat
bingung dan terlihat raut sedih
diwajahku. Kulihat raut wajah ka Fani yang merasa tak enak denganku wajahnya
tampak khawatir dan bingung.
“tolong bantu tante jelaskan pada Tomy, agar dia mau menemui
Siska dan kembali seperti dulu.., Tomy adalah hatinya.. saat itu memang siska
yang salah”, panjang lebar wanita itu bercerita dan memohon pada ka Fani, ka
Fani hanya termenung dan diam.
Semakin ku mendengar cerita wanita itu, semakin ku tau apa yang
sebenarnya terjadi dan aku tak kuat untuk mendengar lebih jauh lagi. Mataku
sudah mengembang air mata, aku menahannya agar tak terjatuh dari mataku saat
ini. Hatiku terasa terjatuh oleh batu besar dan begitu sesak terasa dadaku ini.
Ku lihat ka Fani semakin iba menatapku, ya dia mungkin tau apa yang kurasakan
saat ini. Beruntung ponselku berbunyi.. ya Mas Randy, dia memintaku untuk
segera ke kantornya.
“emmm… kaka… maaf aku harus pergi, titip salam sama Tomy ya!!“,
aku mencoba untuk tetap tersenyum dan segera berjalan keluar dengan langkah
yang cepatku. Ka Fani mencoba memanggilku dan mengejarku namun langkahku semakin
cepat berjalan menuju taxi yang kebetulan lewat di hadapanku. Dalam hati aku
merasa tak enak hati dengan ka Fani, tapi aku tak ingin ka Fani lebih tak enak
hati melihatku meneteskan air mata ini.
Terlihat Tomy turun dari lantai 2 rumahnya.., ia kaget melihat
Tante Dewi duduk di ruang tamu dan dia sedang menangis, dia menatap ka Fani
pandangannya seolah penuh tanya.
“tante…, kenapa tante ada disini? Ada apa?? Apa yang terjadi?”,
Tomy segera menghampiri wanita itu.
Wanita itu menceritakan semuanya tentang keadaan Siska padanya,
terlihat raut wajah Tomy yang kebingungan dan khawatir.
“dimana Mili??”, Tomy bertanya.
“siapa Mili?,” wanita itu ingin tau.
“maaf tante dia yang sekarang ku cintai, dia pacarku..”, Tomy
berkata sopan dengan tatapan menenangkan.
“Tom… tante mohon tolong tante… kembali pada Siska…”, tante
menatap penuh harapan.
Tomy hanya terdiam…
Sesampainya ku di
kantor Mas Randy…
Aku segera masuk keruang costum., ya hari ini jadwalku untuk
sesi pemotretan untuk produk khusus milik Mas Rendy. Sejak pertemuan waktu itu
dirumahku kami sering bertemu dan dekat sosoknya yang baik dan perhatian
membuatku nyaman beteman dengannya. Dia meminta tolong kepadaku untuk menjadi
salah satu model untuk produk distro miliknya, awalnya aku tak mau namun dia
memaksaku, dan aku coba ternyata aku terus menjadi modelnya hingga saat ini.
Saat itu aku masih terlalu awam dan kaku saat pemotretan, dan beruntung
karyawan-karyawan Mas Randy begitu ramah dan baik jadi mereka yang selalu
mengajarkanku.
“ko sembab sih mata kamu cantikkk…kamu abis nangis yaaa??”, Alma
bertanya sambil merias wajahku. Kulihat dari kaca rias terlihat Mas Randy
mendengar pertanyaan Alma dan segera menghampiriku.
“ada apa??”, Mas Randy menatapku ingin tau dengan wajahnya yang
begitu hangat.
“ehh… ga ada apa-apa ko mas.. (aku tersenyum)”, aku.
Mas Randy tampak masih penasaran sepertinya ia tak percaya dan
mungkin dia tau ada yang sedang ku sembunyikan.
“ya sudahhh.. semangat ya senyum jangan sedih biar cantik
terus!!”, Mas Randy meledekku sambil tersenyum dan menyemangatiku. Itu yang
membuatku nyaman berada didekatnya, dia selalu membuatku tenang dan akhirnya
aku yang berbicara sendiri tentang permasalahan yang kuhadapi padanya. Dan dia
selalu memberiku jalan keluar dan membantuku untuk menyelesaikan masalah itu…
21 Juli 2010, 07.30 pm
Alarm itu mengagetkanku, ya aku lupa hari ini ada kelas pagi
pukul 08.00 pm . Aku bergegas mandi, setelah selesai aku berdandan tiba-tiba
ponselku berbunyi…
“Maafkan aku hari ini aku tak bisa menjemputmu.., hari ini
mungkin aku siang hari ada dikampus. Aku ingin berbicara denganmu nanti dan aku
harap kau tak marah padaku soal kemarin!! AKU MENCINTAIMU.” Isi sms dari Tomy. Dan
kulihat ternyata dari semalam sudah 50x panggilan tak terjawab dan itu semua
dari Tomy. Dan kulihat ada satu nomor yang tak kukenal, nomor siapa ini?? Segera
ku kirim pesan padanya menanyakan siapa dirinya. Dan tak lama nomor itu menelponku
balik.
“maaf ini siapa?”, aku.
“apa ini Mili?”, terdengar suara berat dari seorang wanita ditelingaku.
“iya.. maaf saya sedang berbicara dengan siapa ya?”, aku
bertanya.
“Mili.. masih ingat dengan suara tante?? Init ante Dewi nak..”,
wanita itu.
Aku terdiam… dan aku
teringat akan apa yang telah terjadi kemarin..
“Mili bolehkah tante meminta waktumu sebentar hari ini?? Tante ingin
sekali bertemu denganmu.. ada yang ingin tante ceritakan padamu…”, wanita itu
memohon.
“baiklah tante.. tante ingin aku menemui tante dimana?”, aku.
“tante menunggumu di restoran @#$%^!@”, wanita itu.
“baiklah aku akan segera kesana..”, aku.
Aku duduk terdiam di kursi rias kamarku diam menatap wajahku
sendiri di kaca.
Terlihat tatapan mata Mili yang begitu khawatir, dan sendu
menahan sakit di hatinya mengingat
kemarin. Dalam pikirannya apa yang aka wanita itu ceritakan dan apa yang dia
inginkan dariku??... segera aku bergegas pergi menuju restoran itu. hari ini
aku memilih untuk tak masuk mata kuliah pagi ini, wanita itu membuatku
penasaran dan tak bisa menolak permintaannya untuk bertemu denganku.
Restoran….
Kulihat seorang wanita duduk di sudut restoran, ya itu dia
wanita itu tante Dewi. Segera kuhampirinya. dia menatapku, kulihat kesedihan
diwajahnya. Aku member senyum padanya dengan tatapan khawatir dan bingung. Dia mempersilahkanku
duduk dikursi tepat dihadapannya.
“kamu sudah sarapan?”, wanita itu tersenyum pada Mili dengan
ramah.
“emm sudah baru saja…”, aku membalas senyumnya.
“maaf sebelumnya tante mengganggu waktumu..”, wanita itu.
“ga apa-apa tante.., emm tapi sebenarnya apa yang tante ingin
ceritakan padaku?”, aku bertanya ingin tau.
Hening sejenak…
“maafkan tante.. tante merasa bersalah padamu”, wanita itu
menatapku lirih.
Aku mencoba mendengarkan ceritanya, dan hatiku tak mampu untuk
menahan sakit ini saat mendengar permintaan wanita itu. Air mata spontan
menetes dipipiku.. wanita itu menggenggam tanganku dengan tatapan penuh harap.
Yaa ia memintaku untuk melepas Tomy, membiarkan Tomy kembali
bersama Siska putrinya…
Entah Mili terlihat begitu gugup, ia hanya terdiam lama terdiam…