Senin, 02 Januari 2012

Bukan Cinta yang Salah.. (part III)


Keesokan paginya aku bangun seperti biasanya pukul 05.00 pm namun aku tidak langsung keluar kamar dan segera mandi serta berseragam rapi. Dadaku masih terasa sesak..., yang kukira setelah ku tidur dan terbangun semua akan terlupakan dan ternyata tidak. Dadaku semakin sesak,.. saat aku keluar kamar mamaku melihat diriku. Dia melihatku sepertinya aku dalam keadaan yang tidak sehat, ia menyarankan agar aku beristirahat dan tidak usah sekolah hari itu. Tapi aku tidak mau.., terbersit dipikiranku tentang masalah semalam. Aku takut kalau ada yang tahu dan tersebar pembicaraan yang tidak enak, lagipula aku ingin menunjukan pada Deca bahwa aku tidak apa-apa. karena masalah itu Deca merasa bersalah padaku dan ia menjadi amat memperhatikanku.

Aku tiba disekolah agak terlambat.., saat kumasuki kelas sudah ada guru yang duduk di kursinya. Untung guru itu baik jadi aku tak mendapat hukuman. Mata mereka semua teman-temanku mengarah kepadaku, apa yang mereka pikirkan sampai menatapku seperti itu?? Apa mereka tau cerita semalam?? Dan lain tatapan dari Deca dan Denny.., Denny dengan tatapan rasa bersalahnya dan Deca ia menatapku sedih.. aku segera duduk di kursiku dan langsung mengeluarkan buku pelajaran mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung..

Pelajaran selesai.,ternyata sehabis pelajaran itu guru-guru langsung rapat dan pelajaran selanjutnya pun kosong.. “Asik dah Pe-je..Pe-jeee....!!!”, beberapa teman ku berkata-kata seperti itu entah pada siapa. Deca memegang bahuku “kamu gak apa-apa kan??” dengan nada khawatirnya. “gak ko sayy (panggilanku padanya)..., tenang aja aku itu bukan tipe cewek cengeng (berbisikku pelan)...!!!, Deca pun tersenyum.



Memang kondisiku saat itu juga agak tidak baik kepalaku pusing, seluruh badanku terasa dingin, dan wajahku pun pucat, jelas saja Deca mengkhawatirkanku. Aku melihat Denny tak seperti biasanya dia hanya duduk diam dikursinya sambil membaca buku-buku entah buku apa itu.. dia tidak berani menatapku. Teman-temanku terus meleldekku dan Denny, tapi baik aku ataupun Denny sama sekali tidak meladeninya. Untung Deca berkata “udah donk kesian nih Putri-nya lagi gak enak badan, jangan diledekin terus.. pusing tuh kepalanya!!!”, aku hanya tersenyum melihatnya. Aku baru menyadarinya ternyata berita itu tersebar, tapi mereka hanya tau kalau Sandy menyatakan cintanya padaku semalam dan aku menerimanya, hanya sebatas itu aku bersyukur.. beruntung mereka tidak mengetahui cerita selanjutnya. Aku harap gak akan ada orang yang tau kecuali aku, dia dan Deca....
Deca sempat bilang padaku kalau ia membenci Denny karena ia telah menyakitiku.. “meskipun kau berkata kau tidak tersakiti karena sikapnya.., tapi aku akan tetap membencinya!!”. Itu yang Deca katakan kepadaku.., dia membencinya karna ia telah menyakitiku. Itu yang kutakutkan.. bagaimana kalau semua teman-teman baikku mengetahuinya???. Seharian mereka meledekku, akhirnya aku berkata “ heyhey.., ledek aja trus bukannya belajar udah mo ujian tauuu...!!!. “hahaha..., ujian mah gampang kan ada Putrii..!!!”, Larry memang suka berkata seenaknya saja.
Alex datang.. “hey Putt kamu gak apa-apa kan??”., ada apa dengan Alex? Kenapa dia tiba-tiba berkata seperti itu? Apa dia tau semua cerita antara aku dan Denny? “ kenapa memang??..”, aku hanya menjawab itu. Alex pun tersenyum. 

Apa yang sebenarnya terjadi saat ini aku bingung.., antara Alex dan Denny mereka tak bertegur sapa sama sekali padahal mereka duduk tidak berjauhan beda sekali dengan biasanya. Setiap bertemu sebelumnya mereka selalu berjabatan tangan dan bercanda, tapi ini beda. Saat itu, ketika aku hanya sedang berdua dengan Deca duduk di kantin sekolah tiba-tiba Ucok datang dan ia langsung bercerita pada aku dan Deca tentang permasalahan yang terjadi antara Alex dan Denny. Ia menceritakan dari A-Z, yang intinya Alex akhirnya tau tentang hubunngan Denny dan Ica, Alex merasa dikhianati. Pantas saja ternyata selama ini Alex meminta Denny untuk Menjaga Ica dan Alex sering bercerita pada Denny tentang perasaannya yang masih mencintai Ica, namun setelah lama ia tau ternyata Denny dan Ica bukan hanya sekedar teman melainkan lebih dari itu PACAR. Alex jelas merasa tersakiti, ia sangat marah pada Denny tapi Alex cukup dewasa ia tidak main pukul atau kekerasan pada Denny, ia tidak ingin karena hal itu genk dan pertemanan yang mereka bentuk sejak lama itu pecah. Alex berkata pada Larry “Biarkan ini hanya menjadi masalahku dengannya saja...!!”. Larry juga sudah meminta maaf pada Alex karena menyembunyikan masalah ini darinya.Deca terlihat bertambah kesal., dahi-nya berkerut. Ia tambah kesal dengan kelakuan Denny itu.
Kondisi tubuhku semakin tak tentu, aku bertambah pusing dan badanku panas. Karena tak kuat pulang sendiri, Deca meminta pacarnya yaitu Ical yang juga teman baikku untuk mengantarku pulang. Di jalan Ical berkata kepadaku “Maaf ya Putt... aku gak tau kalau akhirnya jadi begini!! Aku gak tau kalau ternyata...”, aku segera memotong pembicaraannya aku tau maksudnya,.. dan pasti Deca sudah bercerita padanya. Yaa Deca selalu bertukar cerita dengannya apapun itu termasuk pastinya masalahku ini. Dia juga merasa kesal dengan Denny, tapi Denny adalah teman satu genknya jadi sulit untuknya marah. Lagi pula ini hanya masalah aku dan dia.

___________________________________________________________

Sulit untukku membuang perasaan ini, perasaan yang sempat tercipta untuknya, sampai aku lupa kalau aku suka dengan Rio. Entah yang dipikiranku sekarang hanya Denny... kenapa??? Dia adalah sahabatku, aku merasa senang, nyaman dan gembira bersamanya tiba-tiba dia menyatakan perasaannya padaku.. dan dalam beberapa saat kemudian di menelponku dan berkata “Maaf...”, hatiku sekejap membeku, dingin.... seperti tak benyawa. Sejak saat itu aku dan dia tidak seperti dulu lagi yang saling bertegur sapa bercanda semaunya dan kini kami seperti dua anak yang baru pertama berkenalan. Jarang sekali canda antara kami terurai,..
Waktu berlalu dan  mereka beberapa teman sekolahku akhirnya mengetahui cerita yang sebenarnya, entah mereka tau dari mana. Yaa itu lah dampaknya, seperti biasa para cewek yang mengetahuinya ikut merasa kesal pada Denny sampai-sampai mereka cuek sekali dengan Denny, tapi aku tak tau apa Denny menyadarinya? Karena sejak kemarin dia berubah jadi sering diam dikursinya jarang bercanda. Kasihan Denny, itu yang kupikirkan. Dan di saat seperti itu aku mencoba untuk mencairkan suasana, aku kembali mencoba mengajak Denny bercanda seperti dulu, yaa Denny menanggapi candaan ku.. dan yang lain pun ikut bergabung dengan kami. kita tertawa, saling bercanda seperti biasanya walau tawa-ku tak selepas dulu. aku hanya berharap mereka tak membencinya karena aku. Saat itu aku mengenyampingkan perasaan hatiku itu..


“Aku harus tetap sabar dan mencoba untuk tegar, sesuatu yang akan terjadi nanti mamang gak pernah akan bisa aku tebak.. apa selanjutnya? Bagaimana? Aku hanya bisa bertanya-tanya dalam hati, meski hati ini begitu sakit yang kurasakan tapi aku tau mungkin ini memang terbaik untukku maski itu menyakitkan untukku. Aku hanyalah manusia biasa, walau berat untuk menerimanya tapi aku akan terus mencoba untuk ikhlas dan tegar menghadapinya, aku akan terus tersenyum karena aku tidak ingin mereka melihatku menangis. Seberat dan sesakit apapun yang aku terima itu takdirku. Biarkan luka itu kurasakan sendiri, dan aku tetap percaya pada Happy Ending.. dan aku hanya ingin melihat semua orang bahagia..”.
            ___________________________________________________________


Masalah itu mulai sedikit tergeser.., siang itu karena 2 hari ujian akan dimulai maka kami dipulangkan cepat. Tapi kami memutuskan untuk main kerumah ku. Cukup banyak yang ikut, senang rasanya. Dan yang tak kusangka Rio.. dia ikut kerumahku!! Ini pertama kalinya dia kerumahku. Dia bilang dia merasa nyaman dirumahku, dia betah hehehe... itu sedikit menghiburku dan sedikit melupakannya. Ketika itu aku sedang ngobrol-ngobrol dengan Ical, Raka, dan Rio mereka saling curhat, aku hanya asik mendengar cerita-cerita mereka. Saat Rio menceritakan kisah cintanya, ternyata dia sudah putus dengan Mita sejak 2 bulan yang lalu, dan tiba-tiba Raka langsung berkata “ heh io kenapa gak sama Putri aja sih?? Iya gak Putt?? Udah kamu ga usah mikirin si Denny lagi buat apa dia dipikirin...”, 


“hehh..., apa-apaan kenapa jadi aku?? Lagian siapa juga yang mikirin Denny...”, aku menjawab. “hehe.. maunya sih, tapi takut da yang marah lagi..!!”, Rio. Aku memasang wajah masa bodo saat itu padahal dalam hatiku senang gillaa... hahaha.
            _____________________________________________________________

Setelah lama menanti hasil ujian akhirnya tibalah hari pengumuman hasil ujian. Dan aku dan teman-temanku dinyatakan lulus kami sangat senang dan haru menyelimuti suasana saat itu ada yang tertawa, menangis ya berbagai ekspressi mereka tunjukan, dan saat itu aku sama sekali tak bertegur sapa dengannya (Denny). Saat aku ingin mengucapkan selamat padanya aku melihatnya sedang duduk bersama Ica dan Mita teman dekat Ica, dan aku mengurungkan niatku aku tak ingin menghancurkan suasana. Mereka sedang terlihat senang.
Hari ini kami sudah bersiap berangkat ke Yogyakarta untuk berlibur, bis kami terpisah. Dan aku satu bis dengan Ica mantan Denny, yang entah apa status mereka sekarang. Kami saling mengobrol, bercanda, mereka memandang kepada aku dan Ica aneh. Mungkin mereka masih berfikir tentang masalahku dengan Denny yang belum lama ini.
Tiba di salah satu tempat wisata tujuan pertama kami, tibanya disana aku bersama teman-teman sekelasku sangat akrab kami berfoto bersama jalan pun bersama, tak terkecuali Denny dia pun ikut bersama kami. saat itu aku dan dia sangat dekat kami foto bersama walau tanpa canggung sedikitpun. Mereka teman-temanku saja melihat aku dan dia dengan aneh, kami berdua seperti tidak pernah ada masalah sama sekali seperti masalah itu tidak pernah terjadi. Selama tempat wisata pertama, kedua, dan ketiga kami masih terlihat akrab dan dia masih berada di sampingku. Tapi aku sadar kalau kita itu hanya teman.

Hari terakhir di Yogyakarta, kami menuju tempat wisata terakhir Parambanan. Disana para siswa-siswi mengadakan penutupan. Yaa kali ini paduan suaraku juga tampil. Aku merasa sangat senang karena ternyata dia Rio dengan gitarnya duduk disebelahku. Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa berdekatan seperti ini. Dan aku akan menyimpan perasaanku kepadanya selamanya. Aku sangat mengidolakannya. Acara itu selesai, kami diberi kebebasan untuk jalan-jalan sendiri. Teman-teman genk-ku langsung menarik tanganku, mereka senang sekali. Saat memasuki gerbang candi, mereka Larry, Raka, Alex, Rio dan Ical memanggil kami
“hey tungguin donk kita jalan bareng lagi..”,
“loh Denny mana??..”, tanya Mira.
“gak tau katanya mau taro alat-alat musik dulu...”, Ical menjawab.
“lohh.... itu dia!!!”, Deca menunjuk ke arah belakang ku. Aku pun menengokkan kepalaku. Apa yang aku lihat? Apa aku salah? Hatiku kembali bergetar, dingin, dan membeku, matakupun seperti ingin meneteskan air matanya, tapi aku coba membendung air mata ini.  


Mereka teman-temanku juga terkejut melihatnya.
Lihatlah dia berjalan bersama Ica dengan tangannya yang merangkulnya. Mereka terlihat bahagia seperti layaknya orang yang baru saja jadian. Aku pun memalingkan wajahku, dan ku lihat Alex dia terlihat sangat kecewa. Mungkin inikah takdir kisahku dengannya, yaa Denny tak perdulikan perasaan Alex dan aku saat itu. Bahkan mereka hanya melewati kami tanpa menegur, benar-benar berubah. Aku hanya bisa terdiam saat itu, teman-temanku terus saja membicarakan tentang kejelekan mereka berdua Denny dan Ica, tapi jujur itu membuatku sedih dan rasanya aku tidak kuat lagi menahan air mata ini. Tapi aku Sadar aku tidak sendiri, mungkin Alex lebih kecewa dibanding diriku. Bayangkan Denny dan Ica adalah sahabat dan pacar-nya, dia dikhianati oleh keduanya. Aku hanya bisa memegang pundaknya dan memberikan senyum padanya,


berharap sedikit meringankan bebannya. Tapi syukurlah Alex masih bisa membalas senyumku walau aku tau perasaannya sama sepertiku. Kami memutuskan untuk cepat kembali ke bis, karena suasana saat itu sudah tak terasa asik lagi setelah aku melihat itu. Mereka teman-temanku pun memutuskan lebih baik kita di bis saja. Sampai waktunya pulang. Dalam perjalanan, Ica yang duduk tepat dibangku depanku sedang bercerita pada Mita teman dekatnya tentang hal yang terjadi tadi antara dia dan Denny. Saat itu memang hari sudah malam entah jam berapa sepertinya sudah larut malam dan teman-temanku karena kelelahan mereka pun tidu lelap. Saat itu aku tak bisa tidur, dan terdengar di telingaku suara cerita mereka berdua. Dan apa yang kudengar.. ternyata benar dugaan ku mereka kembali berpacaran!! Air mataku langsung jatuh saat itu karna mendengarnya. Tak bisa lagi ku tahan air mata ini.. malam itu aku hanya menangis sendiri, suasana menjadi hening saat itu, kenapa aku menangis?? Kenapa sulit melupakan rasa ini??


Tuhan ajari aku untuk melupakannyaaa....!!! hanya itu yang bisa ku pinta saat itu.....
Mungkin ini memang terlalu sulit untukku saat itu semakin ku mencoba melupakannya, semakin aku mengingatnya... mungkin Yogyakarta bukanlah kenangan yang baik untukku dan bukan hanya aku yang menganggapnya seperti itu Alex dan Rio juga merasakan itu.. se-enggaknya aku gak sendiri...

To Be cOntinue..........










Tidak ada komentar:

Posting Komentar